DR. Amin bin ‘Abdullah al-Syaqawi
Segala
puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa
dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadits Dari
Anas bin Malik RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, Mayit
itu diikuti oleh tiga golongan, akan kembali dua golongan dan satu
golongan akan tetap menemaninya, dia akan diikuti oleh keluarganya,
hartanya dan amalnya. Maka keluarga dan hartanya akan kembali pulang
sementara amalnya akan tetap menemaninya”.1
Hadits
ini telah dijelaskan oleh Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hambali di dalam
risalah yang sangat berharga, aku merangkum penjelasannya dalam bahasan
yang singkat ini: Dia berkata, “Dan tafsir hadits ini adalah bahwa anak
Adam mesti memiliki keluarga yang selalu bergaul dengan dirinya, harta
sebagai bekal hidupnya, dua shahabat ini selalu menyertainya dan suatu
saat akan berpisah dengannya. Maka orang yang berbahagia adalah orang
yang menjadikan harta sebagai sarana untuk berdzikir kepada Allah SWT,
dan menafkahkannya untuk kepentingan akhirat, dan dia mengambil harta
itu sebatas kebutuhan yang bisa menyampaikannya untuk kehidupan akherat,
dia mencari istri yang shalehah yang bisa menjaga keimanannya. Adapun
orang yang menjadikan harta dan keluarga yang menyibukkannya sehingga
melalaikan Allah SWT maka dia temasuk orang yang merugi, sebagaimana
firman Allah SWT, tentang orang-orang Badui:
شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا فَاسْتَغْفِرْلنَا
“Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami…”. (QS. Al-Fath: 11).Allah SWT:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا
أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian
maka mereka itulah orang-orang yang rugi.. (QS. Al-Munafiqun: 9).
Diriwayatkan Al-Hakim di dalam Al-Mustadrok dari hadits Sahl bin Sa’d bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jibril
datang kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata: Wahai Muhammad hiduplah
sekehendakmu sebab engkau padsti akan mati, cintailah siapa yang engkau
kehendaki sebab engkau akan meninggalkannya, dan berbuatlah apa yang
engkau kehendaki sebab engkau akan mendapat balasannya, kemudian dia
berkata: Wahai Muhamad kemulian seorang mu’min ada pada saat qiyamullail
dan ketinggiannya pada ketidakbutuhannya pada manusia”.2.
Maka
apabila anak Adam mati, dan meninggalkan dunia ini maka dia tidak
mengambil mamfaat apapun dari keluarga dan hartanya kecuali do’a
keluarga baginya, permohonan ampun mereka untuk dirinya dan
perbuatan-perbuatan yang dijelaskan oleh syara’ yang bisa mendatangkan
manfaat untuk dirinya serta apa yang di kekluarkan dari hartanya untuk
kebutuhan dirinya. Allah SWT berfirman:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
(yaitu)
di hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. Al-Asyu’ara: 88-89.
Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاء ظُهُورِكُمْ
“Dan
sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu
Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia)
apa yang telah Kami kurniakan kepadamu;…”. (QS. Al-An’am: 94).
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadits Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Apabila
anak Adam meninggal maka akan terputus amalnya kecuali tiga hal:
Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanafaat dan anak shaleh yang selalu
mendo’akan kedua orang tuanya”.3
Adapun
teman pertama adalah keluarga, maka keluaraga tidak akan memberikan
manfaat apapun baginya setelah kematiannya kecuali orang yang memintakan
ampun baginya dan berdo’a baginya seperti apa yang telah disebutkan
sebelumnya. Bisa jadi keluaraganya tidak berdo’a baginya, sebab bisa
jadi orang lain yang lebih jauh, lebih memberikan manfaat bagi
keluarganya, sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh orang-orang
shaleh: Keluargamu sibuk membagi warisan yang telah engkau tinggalkan,
sementara ada orang lain yang bersedih dengan kematianmu dan berdo’a
untukmu pada saat dirimu berada di antara himpitan lubang-lubang dalam
tanah, dan di antara keluarga itu ada yang menjadi musuh bagimu,
sebagaimana firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu (QS. Al-Tagabun: 14).
2
Mustadrokul hakim: 4/360 dan Al-Mundziri di dalam kitab: Al-Targib wat
tarhib 1/485: HR. Thabrani fil awsath dengan sanad yang hasan, dan
shahihkan oleh Al-Bani rahimhullah di dalam shahihul jami’: 1/76 no: 73.
0 komentar: