Menyandang gelar orang beriman adalah predikat yang mulia.
Allah mensifati sifat orang-orang yang beriman sekaligus dalam 2 ayat,
yaitu ayat ke 2 dan ke 3 dari surah Al-Anfal. Allah menyebut ada 5 sifat
di dalam ayat tersebut. Berikut adalah sifat-sifatnya.
Memiliki Rasa Takut di Dalam Hatinya
Allah Ta’ala berfirman
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)
Hanya orang yang beriman jika disebutkan nama Allah,
muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takutnya sebagai bentuk
mengagungkan Allah. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang berkeinginan
melakukan maksiat, kemudian ia teringat Allah atau ada yang
mengingatkannya dengan mengatakan, “bertakwalah anda kepada Allah”, maka
dia adalah seorang yang mukmin. Rasa takut tersebut adalah ciri-ciri
orang yang beriman.
Adanya Tambahan Iman ketika Ayat Quran Dibacakan
Allah Ta’ala berfirman
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا
“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2)
Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika
Al Qur’an dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, ia dapat
mengambil manfaat dengan bertambahnya rasa iman. Sebagaimana RasulullahShallallahu ‘alaihi Wasallam pernah memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al Qur’an, lantas Ibnu Mas’ud bertanya, “Bagaimana aku membacakan Al Qur’an sedang Al Qur’an diturunkan untukmu?”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pun
menjawab, “Sungguh aku senang mendengar bacaan Al Qur’an dari orang
lain.” Ibnu Mas’ud pun membaca surah An-Nisa, tatkala sampai pada ayat
41,
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍۭ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila
Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami
mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai
umatmu)” (QS. An-Nisa: 41).
Maka Nabi mengatakan, “Cukup” Aku pun memandangi Nabi dan melihat mata beliau berlinangan air mata. (HR. Al-Bukhari)
Potongan ayat ke-2 surah Al-Anfal di atas menjadi dalil
bahwa rasa iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Karena akidah
ahlusunnah adalah iman itu bertambah dengan melakukan ketaatan dan
berkurang dengan melakukan maksiat. Dicontohkan dalam ayat di atas
adalah melakukan ketaatan dengan mendengarkan bacaan al quran. Adapun
kelompok murji’ah yang memiliki penyimpangan dalam akidah ini,
mengatakan bahwa rasa iman tidak dapat bertambah maupun berkurang, dan
ini adalah akidah yang keliru.
Kisah Ibnu Mas’ud di atas juga menunjukkan betapa
lembutnya hati Nabi, tatkala beliau dibacakan Al Qur’an, hati beliau
terenyuh sehingga berlinanglah air mata beliau.
Tawakkal Hanya kepada Allah
Allah Ta’ala berfirman
وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal: 2).
Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya
hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Akan tetapi mereka juga
melakukan sebab agar terwujudnya suatu hal, di samping tetap bertawakkal
kepada Allah. Karena mereka yakin bahwa tidak akan terwujud suatu hal
kecuali atas kehendak Allah.
Mendirikan Shalat
Allah Ta’ala berfirman
ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).
Banyak ayat yang menunjukkan shalat adalah bukti keimanan
seseorang, salah satu dalam ayat ini. Orang yang beriman akan mendirikan
shalat secara sempurna, baik shalat yang hukumnya wajib maupun yang
dianjurkan.
Senang Berinfak
Allah Ta’ala berfirman
وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).
Seorang dikatakan beriman ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu,
beliau menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah. Namun ada catatan
penting, ketika ada yang memiliki kebutuhan mendesak, baik dari keluarga
maupun orang lain, maka tidak sepatutnya menginfakkan seluruh hartanya.
Demikianlah 5 sifat orang beriman yang Allah sebut dalam
surah Al-Anfal ayat ke-2 dan ke-3. Kemudian di awal ayat ke 4 Allah
sebut mereka itulah orang yang memiliki iman dengan sebenar benar iman.
Allah mengatakan:
أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا
“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya” (QS. Al-Anfal: 4).
Semoga kita tergolong orang yang memiliki sifat-sifat di atas sehingga predikat orang yang beriman dapat kita raih. Wallahul muwaffiq.
0 komentar: